Vitamin A




1. Unsur Kimia
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol yang berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Ketika vitamin A terdapat dalam makanan biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu: retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).
Retinol bila dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol. Selnajutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat. Vitamin A rahan terhadap panas, cahaya dan alkali, tetapi tidak tahan terhadapasam dan oksidasi.
Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A.  Diantara ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta-Karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif , yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat didlam kloroplas tanaman yang berperan sebagai katalisatordalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid paling banyak terdapat dalam sayuran berwarna hijau tua. Beta-Karoten mempunyai warna sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat di sintetis. Beta-karotin merupakan pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian warna makanan, antara lain untuk pemberian warna kuning pada gelatin, margarin, minuman ringan, adonan cake, dan produk serealia.
2. Fungsi
1.)    Pengelihatan
Vitamin A berfungsi dalam pengelihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang di dapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah – ungu (visual purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmet visual merah – ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal di pisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsinlagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan harus di ganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan cahaya samar – samar/ buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
2.)    Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel – sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap pembentukan sperma dan sel telur, pembuahan, pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memengang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel globet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
3.)    Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Mekanisme sebenarnya bellum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan  humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A menurunkan respons antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan selular). Sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A. Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa:
a)      Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan risiko terhadap penyakit infeksi pernapasan,
b)      Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas,
c)      Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat kematian.
4.)    Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhamabatan dan bentuk tulang tidak normal. Bila hewan percobaan diberi makanan yang tidak mengandung vitamin A, maka pertumbuhan akan terganggu setelah sipanan vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagala dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.
5.)    Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telut dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
6.)    Pencengahan Kanker dan Penyakit Jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktvitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencengah kanker, terutama kanker kulit, tenggorakan, paru-paru, payudura dan kantung kemih. Di samping itu betakaroten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan diduga dapat pula mencengah kanker paru-paru.
3. Sumber
Sumber Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan koroten terutama di dalam pangan nabati. Sumber vitamin A berasal dari hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya), minyak hati ikan, dan mentega/margarin. Karena vitamin A tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah koroten yang tidak diubah menjadi vitamin A.
Sumber koroten trdiri dari sayuran berwarna hijau tua, minyak kelapa sawit, dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari kandungan vitamin A untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
AKA*
(RE)
Golongan Umur
AKA*
(RE)
0-6 bulan
375
Wanita:

7-11 bulan
400
10-12 tahun
600
1-3 tahun
400
13-15 tahun
600
4-6 tahun
450
16-18 tahun
600
7-9 tahun
500
19-29 tahun
500


30-49 tahun
500
Pria:

50-64 tahun
500
10-12 tahun
600
≥ 65 tahun
500
13-15 tahun
600


16-18 tahun
600
Ibu Hamil:
+300
19-29 tahun
600


30-49 tahun
600
Ibu Menyusui:

50-64 tahun
600
0-6 bulan
+350
≥ 65 tahun
600
7-12 bulan
+350
Berikut nilai vitamin A dari berbagai bahan pangan (RE μg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
RE
Bahan Makanan
RE
Hati sapi
13170
Daun katuk
3111
Kuning telur bebek
861
Sawi
1940
Kuning telur ayam
600
Kangkung
1890
Ayam
243
Bayam
1827
Ginjal
345
Ubi jalar merah
2310
Ikan sardin (kaleng)
250
Mentega
1287
Minyak ikan
24000
Margarin
600
Minyak kelapa sawit
18000
Susu bubuk, “full cream”
471
Minyak hati ikan hiu
2100
Keju
225
Wortel
3600
Susu kental manis
153
Daun singkong
3300
Susu segar
39
Daun pepaya
5475
Mangga masak pohon
1900
Daun lamtoro
5340
Pisang raja
285
Daun tales
3118
Tomat masak
450
Daun melinjo
3000
Semangka
177
4. Dampak bila kekurangan Vitamin A
Kekurangan ( Defisiensi ) Vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita. Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpkai. Kekurangan Vitamin A dapat disebabkan karena kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konvensi karoten menjadi vitamin  A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia, atau gangguan absopsi karena kekurangan asam empedu.
1.)    Buta Senja
Salah satu tanda awal kekurangan Vitamin A adalah buta senja (niktalopia), yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar/senja. Seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup diperoleh retina mata membentuk pigmen penglihatan rodopsin. Kemampuan melihat dalam keadaan samar-samar, dihubungkan dengan ujung-ujung saraf (rod dan cone) yang terdapat dalam retina. Cone terutama berperan dalam cahaya siang dan memberdakan warna sedangkan rode mengontrol penglihatan pada malam hari.
2.)    Perubahan pada mata
Kornea mata terpengaruh secara didni oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda: atrofi kelenjar mata, keratinisasi konjungtiva (selaput yang melapisi permukaan bagian dalam kelompak mata dan bola mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahnya kornea.
3.)    Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi. Di samping itu lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-[aru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki mikroorganisme atau bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan dinding usus akan menyebabkan diare. Kekurangan vitamin A pada anak-anak di samping itu dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkab kematian. Vitamin A dinamakan juga vitamin anti-infeksi.
4.)    Perubahan pada Kulit
Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami keratinisasi yang dim=namakan hiperkeratosis folikular. Mula-mula terkena lengan dan paha, kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh, asam retinoat sering diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit lainnya.
5.)    Gangguan Pertumbuhan
Kekurangan Vitamin A menghambat perubahan sel-sel, termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6.)    Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan anemia.
5. Dampak jika kelebihan Vitamin A
Vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A yang berperan sebagai suplemen dalam ukuran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka waktu lama atau 40.000-55.000 RE/hari. Gejala pada orang dewasa antaralain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit mengering, tidak ada nafsu untuk makan dan mengalami sakit pada tulang. Pada wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala, hidrosefalus, dan mudah tersinggung, yang dapat terjadi pada konsumsi 8.000 RE/hari selama tiga puluh hari. Hal ini merupakan gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentu vitamin A.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

permainan boi-boinan

kurikulum 1994 (PKB-TK)

Pengertian,Ciri-ciri, Macam-macam, dan Penyebab Marah