Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia 4,5- 5 tahun


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang baik secara fisik maupun psikososial. Pada usia prasekolah (4,5-5 tahun) perkembangan yang dialami anak sangat pesat. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah. Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi anak merupakan individu yang unik karena memiliki kebutuhan dan kelebihan yang khusus sesua dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya. Sebagai calon orang tua calon pendidik PAUD harus memahami secara menyeluruh mengenai tahapan perkembangan anak usia dini karena apabila satu tahapan perkembangan anak yang terlewati maka anak mengalami kesulitan atau tidak bisa melanjutkan tahapan perkembangan pada usia selanjutnya.
B. Fakta di Lapangan
Menurut Wordpress dalam Hasanah, 2013 perkembangan motorik kasar pada anak usia di bawah 5 tahun tercatat sebanyak 49% akibat pengetahuan ibu yang terjadi di negara berkembang. Kelambatan perkembangan motorik kasar sebanyak 50 % di Asia, di Afrika sebanyak 30 %, dan 20% terjadi pada anak-anak di Amerika Latin. Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya pemahaman dan pengertian dari orang tua mengenai perkembangan anak sehingga orang tua kurang berperan dalam tumbuh kembang anak. Orang tua maupun pendidik kurang memberikan stimulasi terhadap perkembangan fisik-motorik anak, sehingga anak belum dapat melakukan tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok umurnya. 
C. Solusi Permasalahan
Orang tua maupun pendidik harus memahami tahapan perkembangan anak  sesuai dengan usianya, sehingga lebih mudah untuk memperhatikan dan memantau perkembangannya serta memberikan stimulus yang tepat terhadap anak. Pemantauan yang dilakukan harus secara teratur dan berkesinambungan dan dilakukan sedini mungkin baik dari orang tua maupun pendidik.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Teori Perkembangan Motorik Pada Masa Anak Usia 4,5-5 Tahun

Pada tahap perkembangan anak prasekolah aspek motorilah yang berperan besar, baik motorik kasar maupun motorik halus. Ada dua faktor yang dapat memengaruhi perkembangan anak ke tahap selanjutnya. Diantaranya: faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut WHO, 5-25 % dari anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya: kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya.
Gangguan motorik pada usia prasekolah diperkirakan dari 3-5% dan sebanyak 60% dari kasus yang di temukan terjadi secara spontan pada umur di bawah 5 tahun. Gangguan dalam perkembangan motorik menyebabkan hambatan dalam proses belajar di sekolah, yang menimbulkan berbagai macam tingkah laku yaitu malas menulis, minat belajar berkurang, kepribadian anak ikut terpengaruhi misalnya anak merasa rendah diri,peragu dan sering waswas menghadapi lingkungan (Ida Nurlita D. 2010).
Menurut hasil penelitian Ariyana (2008) Pada perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun, motorik halus anak yang normal 75,4% dan perkembangan motorik halus anak yang abnormal 24,6%. Perkembangan anak yang abnormal karena disebabkan oleh faktor lingkungan pengasuhan, status gizi, status kesehatan, stimulasi, dan budaya ( Hidayat, 2008).


B. Indikator-Indikator Perkembangan
Indikator Perkembangan Fisik
1.      Berat badan sesuai tingkat usia
2.      Tinggi badan  sesuai tingkat usia
3.      Lingkar kepala sesuai tingkat usia
4.      Menggunakan toilet (penggunaan air, membersihkan diri) dengan bantuan minimal
5.      Memahami berbagai alam bahaya (kebakaran, banjir, gempa)
6.      Mengenal rambu lalu lintas di jalan
Indikator Perkembangan Motorik Kasar
1.      Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang dan sebagainya
2.      Melakukan gerakan menggantung
3.      Melempar sesuatu secara terarah
4.      Menangkap sesuatu secara tepat
5.      Melakukan gerakan melompat, meloncat dan berlari secara terkoordinasi
6.      Melakukan gerakan antisipasi
7.      Menendang sesuatu secara terarah
8.      Memanfaatkan alat permainan di luar kelas
Indikator Perkembangan Motorik Halus
1.      Membuat gari vertikal, horizontal, lengkung kanan-kiri, miring kanan-kiri dan lingkaran
2.      Menjiplak bentuk
3.      Mengkoordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit
4.      Melakukan gerakan manipulasi untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media
5.      Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
6.      Mengontrol gerakan tangan yang menggunnakan otot halus (mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memeras)
C.    Deteksi-Deteksi Perkembangan Motorik
Sebagai pendidik AUD harus mampu mendeteksi tahap perkembangan motorik pada anak, baik motorik kasar maupun motorik halus. Melalui tes denver dengan cara membagi perkembangan anak menjadi 4 aspek, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan halus. Tes denver ini berisi tentang instrumen perkembangan motorik anak kemudian pendidik menchecklist lembar instrumen sesuai dengan tingkat pencapaian anak.

D.    Contoh Instrumen Penyimpangan Perkembangan Motorik
1.      terlambat perkembangan motorik
hal ini terjadi karena adanya hambatan pada tahap sebelumnya, kemudian kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang kurang terkoordinasi dapat menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik pada anak. Keterlambatan tersebut juga sering disebabkan oleh kurangnya kesempatan anak dalam mempelajariketrampilan motorik, perlindungan orang tuayang berlebihan atau kurangnya motivasianak untuk mempelajarinya dan kurangnya stimulasi (Hurlock, 2000)

2.      gangguan organis di otak berupa dispraxia
dispraxia merupakan gangguan di pusat-pusat tertentu yang mengalami kesulitan meski sudah terlatih
(Tedjasaputra, 2003)

BAB III
PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Anak Usia 4,5-5 Tahun
Perkembangan fisik pada anak-anak dapat ditandai dengan meningkatnya keterampilan motorik baik kasar maupun halus pada anak. Pada usia 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Kemudian pada usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai, seperti maju dan mundur, jalan cepat dan pelan-pelan, melompat dan berjingkrak, berlari kesana dan kemari, memanjat dan sebagainya yang semuanya dilakukan dengan lebih halus dan berveriasi. Anak usia 5 tahun juga dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat seperti menyeimbangkan badan diatas satu kaki, menangkap bola dengan baik, melukis, menggunting dan melipat kertas, dan sebagainya. Secara singkat perkembangan motorik anak meliputi motorik halus dan motorik kasar usia 4,5-5 tahun diantaranya:

Motorik kasar
Motorik halus
Menyeimbangkan badan diatas satu kaki, berlari jauh tanpa jatuh,dapat berenang dalam air yang dangkal.

Menggunting, menggambar orang, meniru angka dan huruf sederhana, membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak.
Sumber:Roberton& halverson


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kurikulum 1994 (PKB-TK)

permainan boi-boinan

TAJDID