Vitamin D



a.      Unsur Kimianya
Vitamin D adalah nama genetik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (Vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekusor vitamin D hadir dalam fraksi sterol dalam jaringan hewan (dibawah kulit) dan tumbuh-tumbuhan berturut-turut dalam bentuk 7 dehidrokolesterol dan ergosterol. Keduanya membutuhkan radiasi sinar ultraviolet untuk mengubahnya kedalam bentuk provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol). Kedua provitamin membutuhkan konversi menjadi  bentuk aktifnya melalui penambahan dua gugus hidroksil. Gugus hidroksilnpertama ditambahkan didalam hati pada posisi 25 sehingga membentuk 25-hidroksi-vitamin D. Gugus hidroksil kedua ditambahkan di dalam ginjal sehingga membentuk 1,25-dihidroksi-vitamin D. Provitamin D berasal dari hewan membentuk 1,25 dihidroksikolekalsiferol, dikenal sebagai kalsitriol sedangkan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan membantuk 1,25 dihidrasi ergokalsiferol, dikenal sebagai erkalsitriol. Kedua bentuk vitamin D efektif untuk manusia. Bentuk tumbuh-tumbuhan terutama digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
b.      Fungsi
Vitamin D bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat. Hal ini dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong penyimpanannya oleh ginjal. Menurut Lita MED (2016) Ada berbagai fungsi vitamin D yang ditawarkan bagi setiap tubuh kita, yaitu:
1.)    Sebagai penjaga keseimbangan antara fosfor dan kalsium dalam tubuh.
2.)    Mendukung pembentukan gigi dan tulang bersama dengan fosfor dan kalsium.
3.)    Mendukung penyebaran kalsium ke dalam sel tubuh.
4.)    Mendukung penyerapan fosfor dan kalsium dari usus halus.
c.       Sumber
Sumber dari vitamin D berasal dari sinar matahari dan makanan. Bagi daerah tropis sinar matahari mudah didapatkan bahkan tidak mungkin kekurangan vitamin D. Sedangkan untuk daerah non tropis yang kekurangan sinar matahari lebih banyak menggunakan sumber makanan untuk mendapatkan vitamin D. Sumber makanan yang mengandung vitamin D yakni bahan pangan hewani dalam bentuk kolekalsiferol, seperti kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan. Susu sapi dan ASI merupakan sumber vitamin D namun bukanlah sumber yang baik. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari kandungan vitamin D untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
AKD* (μg)
Golongan Umur
AKD* (μg)
0-6 bulan
5
Wanita:

7-11 bulan
5
10-12 tahun
5
1-3 tahun
5
13-15 tahun
5
4-6 tahun
5
16-18 tahun
5
7-9 tahun
5
19-29 tahun
5


30-49 tahun
5
Pria:

50-64 tahun
10
10-12 tahun
5
≥ 65 tahun
15
13-15 tahun
5


16-18 tahun
5
Ibu Hamil:
+0
19-29 tahun
5


30-49 tahun
5
Ibu Menyusui:

50-64 tahun
10
0-6 bulan
+0
≥ 65 tahun
15
7-12 bulan
+0
Berikut nilai vitamin D dari berbagai bahan pangan (μg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
μg
Bahan Makanan
μg
Susu sapi
0,01-0,03
Minyak hati ikan
210
ASI
0,04
Margarin
5,8-8,0
Tepung susu
0,21
Daging sapi, babi, biri-biri
ss
Krim
0,1-0,28
Unggas
ss
Keju
0,03-0,5
Hati
0,2-1,1
Yogurt
ss-0,04
Ikan air tawar
ss
Telur utuh
1,75
Ikan berlemak
ss-25
Kuning telur
4,94
Udang dan kerang
ss
Mentega
0,76


Keterangan: ss = sedikit sekali
d.      Dampak kekurangan
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki membengkak, ujung-ujung tulang panjang membesar ( Lutut dan Pergelangan ), tulang rusuk membengkok, pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak. Riketsia jarang dapat disembuhkan sepenuhnya. Sebelum ditemukan fortifikasi makanan dengan vitamin D, riketsia banyak terdapat di negara-negara dengan empat musim.
Osteomalasia adalah riketsia pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami banyak kehamilan den menyususi. Osteomalasia dapat pula terjadi pada mereka yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Tulang melembek yang menyebabkan gangguan dalam bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala awal rasa sakit seperti rematik dan lemah dan kadang muka menggmit ( twitching), tulang mebengkok ( bentuk O atau X ) dan dapat menebabkan fraktur (patah).
e.       Dampak kelebihan
Vitamin D apabila dikonsumsi berlebihan maka akan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan keracunan. Gejala yang timbul pada kelebihan vitamin D adalah absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi beerlebihan pada tulang dan jaringan pada tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan orang tubuh lainnya. Tanda-tandanya akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, dangguan mental, dan pengeluaran urine berlebih.
Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah. Kalsium dapat membentuk batu ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di dalam darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-paru dan dapat berakibat fatal. Gejala tambahan dari keracunan vitamin D adalah kehilangan nafsu makan, sakit kepala, lemah, lelah, dahaga yang berlebihan, sifat lekas marah dan lesu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

permainan boi-boinan

kurikulum 1994 (PKB-TK)

TAJDID